Penyimpangan Wanita Dalam Rumah Tangga

Posted by
Radio Sunnah Kita 94.3 FM

Bismillah,

Pecinta Radio Kita FM di postingan yang sebelumnya kita sudah membahas mengenai penyimpangan yang banyak dilakukan wanita dalam masalah aqidah dan rukun Islam. Selanjutnya dalam postingan ini kita akan membahas mengenai beberapa penyimpangan wanita dalam rumah tangga. Pembahasan ini penting diketahui oleh para muslimah agar mereka tidak terjerumus dalam banyak penyimpangan di rumah tangga mereka.

penyimpangan dlm rumah tanggaDiantara penyimpangan wanita dalam rumah tangga adalah:

1. Menggunakan bejana emas dan perak serta makan dan minum dengannya (misal sendok yang terbuat dari emas atau perak), padahal Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda:

لا تشرَبُوْا فِي آنِيَةِ الذهَب وَالفِضَّةِ وَلا تأكلوْا فِي صِحَافِهِمَا، فإنهَا لهُمْ فِي الدُنيَا وَ لكمْ فِي الآخِرَةِ

“Janganlah kalian minum meng-gunakan bejana emas dan perak, dan jangan pula makan dari piring emas dan perak, sesungguhnya benda-benda tersebut diperuntukkan bagi mereka (orang kafir) di dunia, sedangkan bagi kalian (orang mu’min) di akhirat.” (Muttafaq ‘Alaih)

Hikmah diharamkannya perbuatan tersebut karena terdapat sikap berlebih-lebihan, tinggi hati, sombong dan dapat menyakiti hati orang miskin. Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

إنَّ الذِي يَأكل أوْ يَشرَبُ فِي آنِيَةِ الذهَب أوْ الفِضَّةِ إنمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نار جَهَنم

“Sesungguhnya orang yang makan atau minum menggunakan bejana emas dan perak, maka akan bergolak api neraka dalam perutnya.”(HR. Muslim)

2. Menggantungkan gambar makhluk bernyawa di dinding atau meletakkannya di rak, hal ini banyak diremehkan manusia. Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

لا تدْخلُ المَلائِكة بَيْتًا فِيْهِ كلبٌ وَ لا صُوْرَة ٌ

“Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar makhluk bernyawa.“ (Muttafaq alaih)

3. Memerangi poligami, serta menganggap suami yang berpoligami termasuk suami yang mengkhianati isterinya dan berbuat zhalim terhadap hak isterinya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

فانكِحُوْا مَا طابَ لكمْ مِن النِسَاءِ مَثنىَ وَ ثلاث وَ رُبَاعَ

“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau empat .“ (Q.S. An-Nisaa: 3)

Ini masalah yang sangat berbahaya, dikhawatirkan wanita yang menentang dan memerangi masalah ini terjatuh dalam sikap membenci syari’at yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan, dan perbuatan ini akan menghapuskan (pahala) amal, wal’iyadzu billah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

ذلِك بأنهُمْ كَرِهُوْا مَا أنزلَ اللهُ فأحْبَط أعْمَالهُمْ

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Al-Qur’an) lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. “(Q.S. Muhammad : 9)

Maka wajib bagi setiap muslimah untuk ridho dan menerima syari’at Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala :

وَمَا كان لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إذا قَضَى اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أمْرًا أن يَكوْنَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَ مَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فقدْ ضَلَّ ضَلالا مُبيْنا

“Dan tidaklah patut bagi mu’min dan mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata. “(Q.S. Al-Ahzab : 36)

4. Tidak mentaati suami, bahkan membantahnya, membentaknya, mengingkari kebai-kannya dan selalu berkeluh kesah, baik ada sebab ataupun tidak ada sebab. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda kepada bibi Hushoin Bin Muhshon Radiyallahu ‘anhu :

أيْنَ أنتِ مِنْهً فإنمَا هُوَ جَنتكِ وَ نارُكِ

(Lihatlah) di mana kedudukanmu terhadapnya? Sesungguhnya dia (suamimu) adalah surga dan nerakamu.“(HR. An-Nasaai, Al-Silsilah As-Shahihah No. 2612)

Hak suami yang harus ditunaikan oleh isterinya sangatlah besar dan mentaati suami adalah wajib. Maka bagaimana bisa seorang wanita meremehkan hak suami dan tidak mentaatinya, padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda:

لوْ كنتُ آمِرًا أحَدًا أن يَسْجُدَ لِأحَدٍ، لأمَرْتُ المَرْأةَ أنْ تسْجُدَ لِزوْجِهَا

“Seandainya aku (boleh) memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka pastilah aku perintahkan seorang isteri untuk sujud kepada suaminya.“(HR. Tirmidzi dan Ahmad, Irwaul Ghalil, no. 1998)

5. Membatasi keturunan tanpa keadaan darurat, yang akan menyebabkan berkurangnya umat Islam. Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

تزوَّجُوْا الوَدُوْدَ الوَلوْدَ فإنِي مُكاثِرٌ بكمُ الأمَمِ

“ Nikahilah oleh kalian wanita yang penuh kasih dan banyak anak, sesungguhnya aku bangga dengan jumlah kalian yang banyak di hadapan umat lain. “(H.R Abu Dawud dan An-Nasaai, Al-Silsilah As-Shahihah,no. 283)

Mengapa membatasi keturunan, wahai saudariku? Apakah engkau takut tertimpa kemiskinan? atau engkau khawatir mereka tidak dapat makan dan minum?

Lupakah engkau bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberi rezeki padamu, maka Allah pula yang akan memberi rezeki pada anak-anakmu. Atau engkau takut badanmu rusak? kecantikanmu memudar, sebagaimana yang selalu didengungkan oleh musuh-musuh Islam ?

Ingatlah wahai sudariku muslimah, manusia apabila meninggal dunia akan terputus seluruh amalnya kecuali dari tiga hal, diantaranya adalah anak sholih yang mendo’akannya.

Jika engkau mempunyai banyak anak serta berusaha mendidik dan mengajari mereka tentang agama Islam maka engkau akan memetik buah kebahagiaan dari amal ini di akhirat kelak.

6. Sebagian wanita mengira dia tidak akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentang kepemimpinannya dalam rumah tangga. Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda:

وَالمَرْأةُرَاعِية فِي بَيْتِ زوْجهَا وَ هِيَ مَسْؤوْلَة عَنْ رَعِيَّتِهَا

”Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan dia akan diminta tanggung jawab tentang kepemimpinannya.”(Muttafaq ‘alaih)

7. Kurang memperhatikan pendidikan islami untuk anak-anaknya, seperti: perayaan hari ulang tahun, memakai pakaian bergambar makhluk hidup, mengajari musik, tidak menganjurkan mereka untuk sholat di masjid, menghafal al-Qur’an dan tidak menanamkan jiwa cinta Islam kepada mereka

8. Sebagian wanita meremehkan kewajiban rumah tangga, seperti: membersihkan rumah, mencuci, memasak, serta mengabaikan hak suami seperti mempercantik diri dan berhias untuknya .

9. Meminta cerai pada suami tanpa alasan yang sesuai syariat . Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

أيُّمَا امْرَأةٍ سَألتْ زوْجَهَاَطلاقاً مِنْ غيْرِ بَأسٍ فحَرَامٌ عَليْهَا رَائِحَة الجَنةِ

“Wanita manapun yang me-minta cerai pada suaminya tanpa alasan yang syar’i, maka haram baginya (mencium) wangi surga.“(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, Shahih At-Targhib wa Tarhib No. 2018)

10. Membebani suami di luar kemampuannya, seperti: membeli barang-barang yang termasuk kebutuhan sekunder, hadiah atau baju-baju yang memerlukan banyak uang.

11. Menyebarkan pembicaraan, rahasia atau perselisihan antara suami isteri kepada keluarga atau teman-temannya, khususnya masalah yang sangat pribadi sekali terkait hubungan suami isteri, hal ini biasa dibicarakan dalam majlis-majlis wanita (kecuali yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala)

12. Berpuasa sunnah tanpa izin suami atau mempersilahkan seseorang masuk rumah tanpa izin suami. Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

لا يَحِلُّ لاِمْرَأةٍ أنْ تصُوْمَ وَزوْجُهَا

شَاهِدٌ إلا بإذنِهِ أوْ تأذن فِي بَيْتِهِ إلا بإذنِهِ

“Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya, atau mengizinkan (seseorang masuk) rumah suami kecuali dengan izinnya.“(HR. Bukhari)

Saudariku muslimah, inilah beberapa kemungkaran yang biasa dilakukan oleh wanita, maka waspada dan berhati-hatilah –Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberkahimu– jangan sampai terjerumus ke dalamnya, dan segeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap kemungkaran yang pernah engkau lakukan serta bertekadlah untuk tidak mengulanginya lagi, sebelum kematian mendatangimu kemudian engkau menyesal akan tetapi penyesalan saat itu tidak akan bermanfaat.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa membimbing dan memberi petunjuk kepada kita.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan untuk nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam, keluarga dan sahabatnya. Wallahu Ta’ala A’lam.

Maroji :

Sab’uuna Mukholafah Taqo’u Fiihaa An-Nisaa, Muroja’ah dan Taqdim oleh Syaikh ‘Abdullah Bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin رحمه الله , Dar Al-Qosim, Cetakan Pertama, tahun 1417 H. (dengan beberapa perubahan dan tambahan).

Ditulis oleh Ummu ‘Abdillah Lilis Ikhlasiyah Bintu Hasyim, Pengajar di Ponpes Assunnah Cirebon. Dari Majalah Al Bayan Edisi 7

Tinggalkan komentar